Selasa, 07 Juni 2011

Estafet kondangan ke Madiun etape 3

Berangkat tadi udah pake Mira, sekarang saatnya naik Sumber Kencono. Karena kecapekan plus hujan deras, tidur dulu 1 jam. Jam 3 kurang menuju Madiun Plaza nyari taksi yang nganter ke terminal. 10 ribu saja ongkosnya, murah meriah, jadi per orang hitungannya 2 ribu.

 

Pukul 3 lewat, SK di jalur keberangkatan Jokja datang, tapi seat depan penuh. Tiba2 dari belakang ada SK lagi datang
"Jokja, Jokja"
"Ayo belakangnya aja, sepi" kami berlima pun naik ke SK yang di belakang. seat kiri depan dan seat kanan baris ke 2. temanku ada yang takut naik SK, jadinya ga mau ambil depan..

Sk di depan sudah berangkat, kami menyusul 10 menitan kemudian

 

Meninggalkan Madiun dengan kecepatan sedang, biar ada jarak dengan SK depannya. Selama perjalanan cenderung sepi, hanya ada truk2 saja yang mendominasi ditambah mobil pribadi. Tidak ada kelihatan Mira, Eka. Melenggang sendiri sampai tertidur.. Di daerah Ngawi tiba2 ada SK Semarang ngeblong dari kanan, kecepatan ditambah. Gak lama kemudian ketemu SK yang tadi berangkat duluan. Konvoi bertiga dan selip selipan ketika mengambil atau menurunkan penumpang.


Sekitar Mantingan, bertemu dengan Rosin yang akan berangkat ke Barat, konvoi bertambah jadi 4 bus, SK Semarangan, SK Jokja, Rosin, SK yang kunaiki..

kernet menunjuk sebelah kiri jalan, ada bekas gosong di aspal dan rumput.
"iku gek wingi Mira kobongan nang kono mas" kata mas kernet (kemaren ada Mira terbakar di situ)
"knopo mas?"
"nabrak motor trus motore keseret njur kobong, bise melu kobong" jelasnya (nabrak motor terus terseret dan akhirnya terbakar, bisnya ikut terbakar)

 


Konvoi berlanjut sampai Sragen, dan akhirnya Rosin diovertake. Kemungkinan Rosin akan masuk ke agen dulu (CMIIW), karena terlihat menurunkan kecepatan
ada ALS yang sedang berhenti, mengarah ke Timur



Memasuki Solo Solo, hujan gerimis dan supporter Persis Solo. Entah menang atau tidak, yang pasti membuat jalan jadi macet. Bahkan sempat diteriaki oleh supporter yang menghadang bus yang kami tumpangi dan mengacungkan kayu ke arah kaca depan, gelagatnya mau memecahkan kaca depan SK yang kutumpangi.
"mandek wae, mengko ndak dibalang watu nek ra malah diobong" kata kernet (berhenti saja, nanti daripada dilempar batu kalo ga malah dibakar)..

Pukul tujuh kurang SK sampai di Solo dan lanjut bersama 4 temanku ke Jokja. Di jalur pemberangkatan ke Semarang tidak ada bis yang standby, terlihat Raya, Lorena dan Muncul yang bersiap berangkat ke Jakarta..

3 Safari terparkir berjajar tapi kok mesinnya belum hidup ya? ada kru Safari datang, "mas ke Semarang naik ini aja, jam 7 seperempat berangkat" Kondektur pun menghidupkan bis dan memarkirkan bis di koridor, aku kira driver ternyata bukan.. Meletakkan tas ke seat 1 (pojok kiri depan)



"mas, ke Semarang sampe jam brapa?"
"jam 10 an mas" kata kondektur.
wah suwe tenan yo, pikirku.


07.15 bis berangkat menyisakan sekitar 10 seat. dan seatku pun sukses digeser mbak mbak, jadinya aku duduk di seat 2. Mau marah marah kok males, mau nyuruh minggir trus tukeran tempat kok yo kasihan, yasudahlah mengalah saja. (untung wae sampeyan wedok, nek lanang takpisuh pisuhi tenan). Di pintu keluar mengambil penumpang 5 orang dan nyeser terus. Sampai di halte (ga tau nama tempatnya) banyak penumpang sudah menunggu.
"Terakhir, terakhir" teriak kernet
"terakhir dengkulmu mlocot, lha kancamu 2 kae ora arep mlaku po" tidak kuucapkan, tapi dibatin saja, hehe.. Penumpang pun penuh, ada yang berdiri, persis kayak bis kota di Jakarta..

Patas tapi kok beda sama Jokja - Semarangan maupun patas Eka, ga ada penumpang berdirinya, kalo bis penuh yaudah ga ngambil penumpang lagi. lanjut berjalan perlahan sambil kondektur menagih 20 ribu untuk Semarang dan 10 ribu untuk Boyolali, Salatiga dan sekitarnya. Di sebelah ada mbak2 berdiri, atas dasar kemanusiaan dan ketidaknyamanan, kupersilakan mbak2 nya duduk. Niatnya mau tidur, tapi tangan mbak2nya pegangan di sandaran kepala, jadinya ga bisa tidur. Aku duduk di lantai sebelah driver sambil menemani ngobrol.
"kebakmen montore pak, tak kiro ora ono sing ngadek" (penuh sekali bisnya pak, aku kira ga ada yang berdiri)
"lha Patas Solo Semarang iku yo jane podo Bumel, bedane mung kursine 2-2, karo ditempeli AC" (lha Patas Solo Semarang itu sama kayak bumel, bedanya hanya kursinya 2-2, sama ditempelin AC)..

Perjalanan santai dan tidak ada aksi kencang, tidak ada aksi blong2an karena bis lain tidak ada yang tampak.

Tak terasa sudah masuk Semarang, sebelum masuk tol aku turun dan lanjut ke rumah teman naik taksi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar